Jumat, 25 November 2016

Halu'a, Sifat Yang Melekat Pada Diri Manusia




"Terimakasih ya Alloh...Engkau sungguh Maha Pengasih..." Dengan ekspresi berseri seri, love-love...
       5 jam kemudian...
"Ya Alloh.....apalagi ini...sampai kapan ini ..kenapa begini.. sampai kapan aku harus bersabaaarrrr.....bla bla bla...". Dengan ekspresi bercucuran air mata ,cembetut, tak berdaya..😑
Sering dong baca status- status begitu di sosmed... atau kita pernah juga melakukannya...#kaca mana kaca... (Liat diri sendiri di cermin)😁
Manusiawi  lah bila hal itu terjadi...namanya juga manusia, iya kan...,#ngeles..
Namun jauh sebelum kita dilahirkan dan merasakan kegembiraan juga kesedihan ,  ternyata Al-quran telah sangat jelas  menuliskan tentang berbagai karakter dan sifat manusia.
Berkaitan dengan hal di atas, Alloh memberi gambaran yang jelas tentang  itu, kenapa manusia cepat sekali mengeluh bila mendapatkan sedikit saja rintangan dalam hidup nya, tapi cepat pula lupa dan kikir kala mendapat kebahagian atau tercapai semua keinginannya.
Yuks...kita buka al-quran, dalam surat Al-Ma'arij ayat 19-21, kita akan menemukan sifat ini, yaitu berkeluh kesah dan kikir...
19.  إِنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا .
20.  إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ  جَزُوعًا
ً21.  وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا 
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir."
" Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah."
" Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.” (Al-Ma’arij:19-21).
Bahasa Al-qur'annya berkeluh kesah lagi kikir ( double karakter) itu disebut " Halu'a" .
Berkeluh kesah tidak berkesudahan di namakan "Ja'zuu'a"
Dan kikir disebut "Manuu'a"
Keadaan manusia yang setiap harinya dikit -dikit ngomel, dikit -dikit meratapi nasib, dikit- dikit marah sama keadaan , merasa tidak cukup dengan apa yang diberikan Alloh, ada yang komen rada nyinyir,dibales dengan ngebahas di wall nya ngga abis-abis kata makian, jatuh sedikit tangisan di wall ngga abis sampe 7 kali postingan... hhee, bila keadaan ini sering terjadi maka kondisi   kita sedang dalam keadaan Ja'zuu'a.
Sedangkan ketika manusia dalam keadaan berkecukupan kemudian lupa untuk bersyukur, lupa untuk bersedekah, lupa bahwa dalam nikmat yang Alloh berikan ada hak yang harus ditunaikan, maka kondisi ini kita sedang dalam kondisi "Manuu'a".
Kebayang dong kalau di setiap jam nya yang kita tulis adalah curahan
kepedihan dan kekecewaan...haduh..seberapa lama kita akan menjadi manusia yang terus lekat dengan sifat Halu'a ini? Bisa hilang kemulian yang Alloh sematkan pada kita .
"Tuhan betapa aku malu atas semua yang Kau beri..padahal diriku terlalu sering membuat Mu kecewa..."( Nyanyi, meratapi nasib sendiri.)😥😥  #heu..
Balik lagi ke inti masalah...
Yaa...bukankah Alloh menciptakan manusia untuk menjadi mahluk yang paling mulia diantara jin dan malaikat? Jika Alloh menjadikan manusia mulia, berarti Alloh pun memberikan jalan kepada kita untuk kembali mulia dikala kita terjebak pada sifat Halu'a ini.Masalahnya adalah mau kah kita dengan sungguh-sungguh  untuk kembali menjadi mulia ? atau pasrah dengan melekatkan diri pada kelemahan manusiawi yang bernama halu'a ini ? Jika kita pasrah...baiklah..silahkan terima  penyakit hati  akan bersarang dan tidak jarang membuat penyakit juga pada fisik kita.
Yuk kurangin penyakit-penyakit fisik dan penyakit hati itu dengan menjemput kemuliaan.
Gimana caranya?
Mari baca terusan ayat selanjutnya:
1.Mengerjakan sholat
إِلَّا الْمُصَلِّين
22.kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, 
الَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَائِمُون
23. yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,
Shalat dan tetap mengerjakan shalatnya, dipenuhi setiap hari tanpa bolong-bolong dan tentu saja dengan memperhatikan semua syarat dan rukunnya. Dengan memelihara sholat yang benar sudah dipastikan hati kita akan tenang,karena ketika kita diluar shalat akan selalu ingat bahwa tidak ada yang maha besar kecuali Alloh (dalam takbir).Maka jika kita mendapatkan kesusahan, dan terbiasa sholat dengan benar akan langsung kontak dengan Alloh,menyerahkan segala urusan langsung kepada yang memberi urusan, kalaupun harus mengeluh, menangis, kita hanya akan mengiba  kepada Alloh saja. So jangan buru buru nulis status dengan emosi, mending ambil wudhu dan sholat, belum masuk waktu sholat? Sholat sunah saja, bahkan sholat wudhu bisa kapan saja dilakukan.
2. Mengeluarkan infak shodaqoh 
وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ
24. dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu,
لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
25. bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)
Ayat selanjutnya adalah membiasakan diri untuk berinfak shodaqoh. Dengan infak shodaqoh kita akan memberi energi pada diri bahwa kita adalah orang paling beruntung, tidak kekurangan satu apapun dan selalu cukup atas apa yang Alloh berikan.Hebatnya lagi infak shodaqoh akan membawa semangat mencari rizqi yang luar biasa , karena ada dorongan diri untuk bisa memberi pada sesama, namun jangan juga setelah memberi kita menyebut-nyebut kebaikan yang kita lakukan sampai  melukai hati orang yang kita beri. Tahukah bila harta kita tidak dikeluarkan sebagian untuk yang berhak menerimanya itu sama saja kita dengan mencurinya? Kenapa? Kan kita yang mencari nafkah sendiri? Benar kita yang berusaha mencarinya hanya saja Alloh memberi aturan untuk mengeluarnya 2,5℅ dari harta yang dihasilkan, nah itu berarti bagian orang lain, dan bila kita tetap memakannya sama saja kita mengambil bagian orang dong...iya kan? 
Gambar diambil dari
Maka jadikan mencari rizqi adalah ibadah bukan untuk ajang mengaktulisasikan diri dan pembuktian atas kemampuan kita mengumpulkan kekayaan, karena hakekatnya semua milik Alloh dan bila Alloh mengambilnya kembali kita tidak akan nangis berdarah- darah...#maafkan bahasanya.
3.Percaya pada hari pembalasan
 وَالَّذِينَ يُصَدِّقُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ 
26.dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, 
وَالَّذِينَ هُمْ مِنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ
27.dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.
إِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُونٍ 
28.Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya).
Selanjutnya adalah kita selalu mengingat hari pembalasan. Hari dimana tidak sarupun harta benda dunia kita bawa, kecuali pertanyaan atas apa yang dilakukan, untuk apa semua harta kita gunakan, dihabiskan untuk apa hidup kita.  
Dengan begitu kita akan selalu ingat untuk berbuat baik dan selalu bersyukur. Rugi sekali  ya ,bila waktu habis untuk berhalu'a.
4.Memelihara diri dari berzina
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ
29.Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, 
إِلَّا عَلَىٰ أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُم.ْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ
30.kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. 
فَمَنِ ابْتَغَىٰ وَرَاءَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْعَادُونَ
31.Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
Maka jauhilah berzina, bahasa tren sekarang jauhi pergaulan bebas, berhijablah dengan sebenar -benar hijab, tundukkan pandangan dengan sebenar-benar ketundukkan. Maka adek-adekku, anak -anakku hati-hatilah mencari teman bergaul, tontonan dan jauhi segala hal yang mendekati zina.
Dan jangan selingkuh bila sudah mempunyai pasangan yang sah, jauhi segala peluang terhadapnya, tahan untuk berkeluh kesah( bercurhat-curhat) kepada istri atau suami orang, ingat selalu anak-anak yang membutuhkan figur baik ayah ibunya. (Dibahas dikesempatan lain ya panjangnya).
5. Menjaga amanah dan janji
وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ 
32. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
وَالَّذِينَ هُمْ بِشَهَادَاتِهِمْ قَائِمُونَ 
33. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.
Selanjutnya adalah menunaikan amanah.sekecil apa pun amanah yang melekat pada kita jangan pernah mengkhianatinya,tunaikan sesuai tugasnya.Dan tepatilah janji bila berjanji.Berpegang teguhlah pada kesaksian yang benar.Jangan melapas kesaksian dalam kesulitan apapun.
6. Memelihara shalat
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
34. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.
Gambar diambil dari

Terakhir solusi ini balik lagi sama seperti yang pertama tadi, selalu memelihara sholatnya, yaitu khusu dalam sholat dan istiqomah menjalnkannya, lalu jadikan kehidupan diluar shalat sama dengan ketika kita mengerjakan sholat. Hanya mengakui ke besaran Alloh, hanya Alloh yang maha suci, selalu meminta peetolongan pada Nya untuk menetapi kebaikan dan berpihaklah pada apa yang diperintahkan Alloh pada seluruh aspek kehidupan.
Maka bila ini kontinyu kita lakukan Alloh akan memberi balasan ketenangan yang luar biasa dalam hidup, dimuliakan sesuai fitrah penciptaannya dan kebahagian yang kekal abadi di surgaNya kelak.
أُولَٰئِكَ فِي جَنَّاتٍ مُكْرَمُونَ 
35. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.
Tentu saja manusia tidak dapat sepenuhnya terhindar dari keluh kesah, namun setidaknya ketika hal itu terjadi kita akan menjalankan solusi yang Alloh berikan (semoga Alloh selalu memberi hidayah kepada kita untuk mudah melakukannya).
Setelah mentadaburi ayat ini, masihkah kita mau berkeluh kesah berlebihan? Apalagi dibaca juataan orang yang belum tentu peduli dengan keadaan kita.. Mari gunakan  waktu kita  untuk saling mengingatkan dalam kebaikan..

Wallohu'alambishowab
Sebagai pengingat diri

2 komentar:

  1. Subhanallah... tamparan keras banget khususnya untuk saya yang sedikit2 selalu mengeluh. Padahal masih banyak orang yang diuji dengan ujian yg berat oleh allah, tpi mereka tetap bersabar.
    Terimakasih untuk saling mengingatkan mba.

    BalasHapus
  2. Iya mba sama-sama..
    Saya juga sama masih banyak mengeluh, ini pengingat untuk saya juga...

    BalasHapus