"Terimakasih ya Alloh...Engkau
sungguh Maha Pengasih..." Dengan ekspresi berseri seri, love-love...
"Ya Alloh.....apalagi
ini...sampai kapan ini ..kenapa begini.. sampai kapan aku harus bersabaaarrrr.....bla
bla bla...". Dengan ekspresi bercucuran air mata ,cembetut, tak berdaya..😑
Sering dong baca status- status
begitu di sosmed... atau kita pernah juga melakukannya...#kaca mana kaca...
(Liat diri sendiri di cermin)😁
Manusiawi lah bila hal itu terjadi...namanya juga
manusia, iya kan...,#ngeles..
Namun jauh sebelum kita dilahirkan
dan merasakan kegembiraan juga kesedihan ,
ternyata Al-quran telah sangat jelas
menuliskan tentang berbagai karakter dan sifat manusia.
Berkaitan dengan hal di atas, Alloh
memberi gambaran yang jelas tentang itu,
kenapa manusia cepat sekali mengeluh bila mendapatkan sedikit saja rintangan
dalam hidup nya, tapi cepat pula lupa dan kikir kala mendapat kebahagian atau
tercapai semua keinginannya.
Yuks...kita buka al-quran, dalam
surat Al-Ma'arij ayat 19-21, kita akan menemukan sifat ini, yaitu berkeluh
kesah dan kikir...
19.
إِنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا .
20.
إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا
ً21. وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا
“Sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat keluh kesah lagi kikir."
" Apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah."
" Dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir.” (Al-Ma’arij:19-21).
Bahasa Al-qur'annya berkeluh kesah
lagi kikir ( double karakter) itu disebut " Halu'a" .
Berkeluh kesah tidak berkesudahan
di namakan "Ja'zuu'a"
Dan kikir disebut
"Manuu'a"
Keadaan manusia yang setiap harinya
dikit -dikit ngomel, dikit -dikit meratapi nasib, dikit- dikit marah sama
keadaan , merasa tidak cukup dengan apa yang diberikan Alloh, ada yang komen
rada nyinyir,dibales dengan ngebahas di wall nya ngga abis-abis kata makian,
jatuh sedikit tangisan di wall ngga abis sampe 7 kali postingan... hhee, bila
keadaan ini sering terjadi maka kondisi
kita sedang dalam keadaan Ja'zuu'a.
Sedangkan ketika manusia dalam
keadaan berkecukupan kemudian lupa untuk bersyukur, lupa untuk bersedekah, lupa
bahwa dalam nikmat yang Alloh berikan ada hak yang harus ditunaikan, maka
kondisi ini kita sedang dalam kondisi "Manuu'a".
Kebayang dong kalau di setiap jam
nya yang kita tulis adalah curahan
kepedihan dan kekecewaan...haduh..seberapa
lama kita akan menjadi manusia yang terus lekat dengan sifat Halu'a ini? Bisa
hilang kemulian yang Alloh sematkan pada kita .
"Tuhan betapa aku malu atas
semua yang Kau beri..padahal diriku terlalu sering membuat Mu kecewa..."(
Nyanyi, meratapi nasib sendiri.)😥😥 #heu..
Balik lagi ke inti masalah...
Yaa...bukankah Alloh menciptakan
manusia untuk menjadi mahluk yang paling mulia diantara jin dan malaikat? Jika
Alloh menjadikan manusia mulia, berarti Alloh pun memberikan jalan kepada kita
untuk kembali mulia dikala kita terjebak pada sifat Halu'a ini.Masalahnya
adalah mau kah kita dengan sungguh-sungguh
untuk kembali menjadi mulia ? atau pasrah dengan melekatkan diri pada
kelemahan manusiawi yang bernama halu'a ini ? Jika kita pasrah...baiklah..silahkan
terima penyakit hati akan bersarang dan tidak jarang membuat
penyakit juga pada fisik kita.
Yuk kurangin penyakit-penyakit
fisik dan penyakit hati itu dengan menjemput kemuliaan.
Gimana caranya?
Mari baca terusan ayat selanjutnya:
1.Mengerjakan sholat
إِلَّا الْمُصَلِّين
22.kecuali orang-orang yang
mengerjakan shalat,
الَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَائِمُون
23. yang mereka itu tetap
mengerjakan shalatnya,
Shalat dan tetap mengerjakan
shalatnya, dipenuhi setiap hari tanpa bolong-bolong dan tentu saja dengan
memperhatikan semua syarat dan rukunnya. Dengan memelihara sholat yang benar
sudah dipastikan hati kita akan tenang,karena ketika kita diluar shalat akan
selalu ingat bahwa tidak ada yang maha besar kecuali Alloh (dalam takbir).Maka
jika kita mendapatkan kesusahan, dan terbiasa sholat dengan benar akan langsung
kontak dengan Alloh,menyerahkan segala urusan langsung kepada yang memberi
urusan, kalaupun harus mengeluh, menangis, kita hanya akan mengiba kepada Alloh saja. So jangan buru buru nulis
status dengan emosi, mending ambil wudhu dan sholat, belum masuk waktu sholat?
Sholat sunah saja, bahkan sholat wudhu bisa kapan saja dilakukan.
2. Mengeluarkan infak shodaqoh
وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ
مَعْلُومٌ
24. dan orang-orang yang dalam
hartanya tersedia bagian tertentu,
لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
25. bagi orang (miskin) yang
meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)
Ayat selanjutnya adalah membiasakan
diri untuk berinfak shodaqoh. Dengan infak shodaqoh kita akan memberi energi
pada diri bahwa kita adalah orang paling beruntung, tidak kekurangan satu
apapun dan selalu cukup atas apa yang Alloh berikan.Hebatnya lagi infak
shodaqoh akan membawa semangat mencari rizqi yang luar biasa , karena ada
dorongan diri untuk bisa memberi pada sesama, namun jangan juga setelah memberi
kita menyebut-nyebut kebaikan yang kita lakukan sampai melukai hati orang yang kita beri. Tahukah
bila harta kita tidak dikeluarkan sebagian untuk yang berhak menerimanya itu
sama saja kita dengan mencurinya? Kenapa? Kan kita yang mencari nafkah sendiri?
Benar kita yang berusaha mencarinya hanya saja Alloh memberi aturan untuk
mengeluarnya 2,5℅ dari harta yang dihasilkan, nah itu berarti bagian orang
lain, dan bila kita tetap memakannya sama saja kita mengambil bagian orang
dong...iya kan?
Gambar diambil dari |
Maka jadikan mencari rizqi adalah
ibadah bukan untuk ajang mengaktulisasikan diri dan pembuktian atas kemampuan
kita mengumpulkan kekayaan, karena hakekatnya semua milik Alloh dan bila Alloh
mengambilnya kembali kita tidak akan nangis berdarah- darah...#maafkan
bahasanya.
3.Percaya pada hari pembalasan
وَالَّذِينَ يُصَدِّقُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ
26.dan orang-orang yang mempercayai
hari pembalasan,
وَالَّذِينَ هُمْ مِنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ
مُشْفِقُونَ
27.dan orang-orang yang takut terhadap
azab Tuhannya.
إِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُونٍ
28.Karena sesungguhnya azab Tuhan
mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya).
Selanjutnya adalah kita selalu
mengingat hari pembalasan. Hari dimana tidak sarupun harta benda dunia kita
bawa, kecuali pertanyaan atas apa yang dilakukan, untuk apa semua harta kita
gunakan, dihabiskan untuk apa hidup kita.
Dengan begitu kita akan selalu
ingat untuk berbuat baik dan selalu bersyukur. Rugi sekali ya ,bila waktu habis untuk berhalu'a.
4.Memelihara diri dari berzina
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ
29.Dan orang-orang yang memelihara
kemaluannya,
إِلَّا عَلَىٰ أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا
مَلَكَتْ أَيْمَانُهُم.ْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ
30.kecuali terhadap isteri-isteri
mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal
ini tiada tercela.
فَمَنِ ابْتَغَىٰ وَرَاءَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ
هُمُ الْعَادُونَ
31.Barangsiapa mencari yang di
balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
Maka jauhilah berzina, bahasa tren
sekarang jauhi pergaulan bebas, berhijablah dengan sebenar -benar hijab,
tundukkan pandangan dengan sebenar-benar ketundukkan. Maka adek-adekku, anak
-anakku hati-hatilah mencari teman bergaul, tontonan dan jauhi segala hal yang
mendekati zina.
Dan jangan selingkuh bila sudah
mempunyai pasangan yang sah, jauhi segala peluang terhadapnya, tahan untuk
berkeluh kesah( bercurhat-curhat) kepada istri atau suami orang, ingat selalu
anak-anak yang membutuhkan figur baik ayah ibunya. (Dibahas dikesempatan lain
ya panjangnya).
5. Menjaga amanah dan janji
وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ
رَاعُونَ
32. Dan orang-orang yang memelihara
amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
وَالَّذِينَ هُمْ بِشَهَادَاتِهِمْ قَائِمُونَ
33. Dan orang-orang yang memberikan
kesaksiannya.
Selanjutnya adalah menunaikan
amanah.sekecil apa pun amanah yang melekat pada kita jangan pernah
mengkhianatinya,tunaikan sesuai tugasnya.Dan tepatilah janji bila
berjanji.Berpegang teguhlah pada kesaksian yang benar.Jangan melapas kesaksian
dalam kesulitan apapun.
6. Memelihara shalat
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ
يُحَافِظُونَ
34. Dan orang-orang yang memelihara
shalatnya.
Gambar diambil dari |
Terakhir solusi ini balik lagi sama
seperti yang pertama tadi, selalu memelihara sholatnya, yaitu khusu dalam
sholat dan istiqomah menjalnkannya, lalu jadikan kehidupan diluar shalat sama
dengan ketika kita mengerjakan sholat. Hanya mengakui ke besaran Alloh, hanya
Alloh yang maha suci, selalu meminta peetolongan pada Nya untuk menetapi
kebaikan dan berpihaklah pada apa yang diperintahkan Alloh pada seluruh aspek
kehidupan.
Maka bila ini kontinyu kita lakukan
Alloh akan memberi balasan ketenangan yang luar biasa dalam hidup, dimuliakan
sesuai fitrah penciptaannya dan kebahagian yang kekal abadi di surgaNya kelak.
أُولَٰئِكَ فِي جَنَّاتٍ مُكْرَمُونَ
35. Mereka itu (kekal) di surga
lagi dimuliakan.
Tentu saja manusia tidak dapat
sepenuhnya terhindar dari keluh kesah, namun setidaknya ketika hal itu terjadi
kita akan menjalankan solusi yang Alloh berikan (semoga Alloh selalu memberi
hidayah kepada kita untuk mudah melakukannya).
Setelah mentadaburi ayat ini,
masihkah kita mau berkeluh kesah berlebihan? Apalagi dibaca juataan orang yang
belum tentu peduli dengan keadaan kita.. Mari gunakan waktu kita
untuk saling mengingatkan dalam kebaikan..
Wallohu'alambishowab
Sebagai pengingat diri
Subhanallah... tamparan keras banget khususnya untuk saya yang sedikit2 selalu mengeluh. Padahal masih banyak orang yang diuji dengan ujian yg berat oleh allah, tpi mereka tetap bersabar.
BalasHapusTerimakasih untuk saling mengingatkan mba.
Iya mba sama-sama..
BalasHapusSaya juga sama masih banyak mengeluh, ini pengingat untuk saya juga...